Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan bentrokan warga di Aceh Singkil lantaran ada kesalahpahaman antar warga. Bentrokan ini dengan diawali momen pembakaran tempat beribadah.
" Tempo hari telah ada perjanjian pada Pemda dengan orang-orang berkenaan ada 21 gereja punya masalah lantaran tidak punyai izin. Hingga oleh Pemda bakal ditertibkan, atas tekanan warga bakal dikerjakan pembongkaran, " kata Kapolri dirumah dinasnya, Jl Pattimura, Jaksel, Selasa (13/10/2015).
Badrodin menuturkan, sesungguhnya dalam pertemuan tempo hari malam, telah disetujui bahwa pembongkaran rumah beribadah bakal dikerjakan pada 19 Oktober. Tetapi, ada warga lain yang jadi lakukan pembakaran.
" Tadi malam telah ada Pemda serta warga, untuk pembongkaran bakal dikerjakan pada tanggal 19 Oktober 2015. Rupanya perwakilan warga ini tidak disadari oleh warga yang lakukan pembakaran, " terang Badrodin.
Seputar 500-an orang mendatangi rumah beribadah yang ada di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah. Warga segera membakar tempat beribadah itu, walau sebenarnya tempat beribadah itu telah dijaga petugas kepolisian.
" Hingga tadi pagi jam 8. 00 WIB warga telah kumpul di masjid, Kajang Bawah, Simpang Kanan, Sigil. Jam 10, 00 WIB mereka bergerak ke tugu, lalu dihadang pasukan TNI-Polri. Hingga mereka menuju ke rumah beribadah GHKI Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, " ungkap Badrodin.
" Masing-masing gereja tadi telah dikerjakan pengamanan oleh TNI-Polri, lantaran objeknya cukup banyak cuma diamankan seputar 20 orang. Warga massanya 500, mereka menebar dengan motor dam menuju gereja serta membakar, "
Sesudah momen pembakaran inilah bentrok berlangsung. Warga yang lakukan pembakaran tempat beribadah bentrok dengan warga yang melindungi rumah beribadah.
Kapolri menyampaikan, seseorang warga tewas dalam bentrokan antar grup warga di Aceh Singkil. Sedang empat warga yang lain alami luka-luka.
Satu dari empat korban luka itu adalah Anggota TNI bernama Praka S. Anggota TNI itu alami patah gigi.
0 komentar:
Posting Komentar