Al-Kisah dikisahkan, ada seseorang wanita yang di kenal patuh dalam melaksanakan ibadah. Dia
sangatlah rajin lakukan beribadah harus ataupun sunnah. Cuma ada satu kekurangannya, ia tidak ingin berjilbab menutupi auratnya.
Setiap saat di tanya ia cuma tersenyum, seraya menjawab : “Insya Allah yang utama hati dahulu yang berjilbab. ” Telah beberapa orang yang bertanya ataupun menasihatinya. Namun jawabannya terus sama.
Sampai satu malam ia punya mimpi tengah ada disebuah taman yang indah. Rumputnya sangatlah hijau. Beragam jenis bunga bermekaran. Ia bahkan juga dapat rasakan bagaimanakah segarnya udara dan wanginya bunga. Suatu sungai yang sangatlah jernih. Airnya terlihat melintas di tepi taman. Semilir angin juga ia rasakan di sela-sela jarinya. Terdapat banyak wanita di situ yang terlintas juga nikmati panorama keindahan taman.
Ia juga hampiri satu diantara wanita itu. Berwajah sangatlah bersih, seolah-olah pancarkan sinar yang sangatlah lembut. “Assalamu’alaikum saudariku…” “Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…” “Terimakasih, apakah itu syurga? ” Wanita ini tersenyum. “Tentu saja bukanlah wahai saudariku. Itu hanya tempat menanti saat sebelum surga. ” “Benarkah? Tidak dapat kubayangkan seperti apa indahnya surga bila tempat menunggunya saja telah seindah ini…” Wanita ini tersenyum lagi lalu ajukan pertanyaan, “Amalan apa yang dapat membuat kamu kembali wahai sudariku? ” “Aku selalu melindungi shalat, dan saya menaikkan dengan bebrapa beribadah sunnah. Alhamdulillah. ”
Mendadak jauh diujung taman ia lihat suatu pintu yang sangatlah indah. Pintu ini terbuka, dan ia lihat sebagian wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu. “Ayo, kita ikuti mereka! ” Kata wanita ini sembari 1/2 lari. “Apa dibalik pintu ini? ” “Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya makin cepat. “Tunggu… tunggulah aku…” Ia lari sekancang-kencangnya, namun masih tetap ketinggalan. Wanita ini cuma 1/2 lari sembari tersenyum
padanya. Tetapi ia tetap harus tidak dapat mengejarnya walau ia telah lari sekuat tenaga.
Ia lantas berteriak, “Amalan apa yang engkau kerjakan hingga engkau terlihat demikian enteng? ” “Sama denganmu wahai saudariku…”
Jawab wanita ini sembari tersenyum. Wanita ini sudah meraih pintu. Samping kakinya sudah melalui pintu. Saat sebelum wanita ini melalui pintu seutuhnya, ia berteriak pada wanita ini, “Amalan terlebih yang engkau kerjakan yg tidak saya kerjakan? ” Wanita ini menatapnya serta tersenyum lantas berkata, “Apakah engkau tak memerhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku? ”
Ia telah kehabisan nafas, tidak dapat lagi menjawab, “Apakah engkau menduga bahwa Rabbmu bakal mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa ada jilbab penutup aurat? ” Kata wanita ini.
Badan wanita ini sudah melalui, namun mendadak kepalanya mengintip keluar memandangnya serta berkata, “Sungguh disayangkan, amalanmu tidak dapat membuat kamu mengikutiku masuk surga itu. Cukup surga cuma hingga di hatimu karena niatmu yaitu menghijabi hati. ”
Ia tertegun… lalu terbangun… beristighfar lantas mengambil wudhu. Ia tunaikan shalat Malam, menangis serta menyesali perkataannya dulu.
Serta saat ini ia berjanji mulai sejak sekarang ini ia bakal MENUTUP AURATNYA.
Allah SWT Berfirman “Hai Nabi, katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, serta isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke semua badan mereka yang sekian ini agar mereka lebih gampang untuk di kenal lantaran mereka tak diganggu. Serta ALLAH yaitu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” (QS. Al- Ahzab : 59)
Berjilbab yaitu perintah segera dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, melalui utusan-Nya yaitu baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah Saw. Yang namanya perintah dari ALLAH yaitu harus untuk seseorang hamba untuk mematuhi-Nya. Serta jika dilanggar, itu terang ia sudah berdosa.
Mudah-mudahan cerita diatas mengilhami untuk wanita yang belum berhijab. Karna berhijab bukan hanya jadi jati diri seseorang musimah saja namun itu yaitu keharusan yang perlu di lakukan.
Mudah-mudahan berguna buat seluruhnya
0 komentar:
Posting Komentar