Antibiotik rumah sakit telah menjadi salah satu yang paling atas yang ditentukan "obat" saat ini. Akibatnya orang telah merusak sistem pencernaan mereka, dan ironisnya, telah menurunkan kekebalan alami mereka untuk semua jenis infeksi di masa depan. Singkirkan infeksi tanpa kerusakan pencernaan, dengan lima antibiotik alami yang kuat ini.
BAWANG PUTIH
Bawang putih telah digunakan medicinally oleh budaya di seluruh dunia selama ribuan tahun. Bahkan, itu digunakan di tahun 1700-an untuk menangkal wabah.
Bawang putih memiliki antibiotik yang kuat, antivirus, antijamur, dan sifat antimikroba dan mampu membantu melindungi dan memfasilitasi pemindahan bakteri tidak ramah. Hal ini juga sangat tinggi antioksidan alami yang menghancurkan radikal bebas, yang juga mendukung sistem kekebalan yang kuat.
Bahan aktif dalam bawang putih, allicin, adalah komponen kunci untuk membunuh dan mengusir bakteri berbahaya. Menghancurkannya untuk mengaktifkan senyawa ini, dan memakannya mentah, dalam teh hangat, atau makanan ringan dimasak.
Koloid perak
Koloid perak telah dikenal sebagai antibiotik yang efektif selama berabad-abad. Pada awal 1900-an, Alfred Searle, pendiri perusahaan farmasi Searle, menemukan bahwa hal itu bisa membunuh patogen paling mematikan.
Searle menyatakan bahwa menerapkan koloid perak ke subyek manusia telah dilakukan di sejumlah besar kasus dengan hasil yang menakjubkan. Keuntungan utama adalah bahwa hal itu cepat fatal bagi mikroba tanpa tindakan toksik pada inangnya.
Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa koloid perak dapat menghancurkan mikroba resisten antibiotik seperti MRSA, flu burung, dan SARS.
MINYAK DARI OREGANO
Minyak oregano mengurus bakteri patogen tanpa mengganggu bakteri menguntungkan. Hal ini juga antivirus dan antijamur yang membuatnya menjadi kuat kombinasi tiga-dalam-satu yang saingan farmasi sementara tidak mendorong antibiotik resistensi.
Bahan antimikroba utama dalam minyak oregano adalah carvacrol.
Untuk melihat antibiotik yang tersisa, silakan kunjungi posting asli di sini. Kutipan ini diterbitkan dengan izin dari Estat Farmasi
sumber;http://www.fhfn.org
0 komentar:
Posting Komentar