Seseorang remaja Denmark, Lisa Borch, 15 th., menikam ibunya sampai tewas sesudah melihat video yang menghadirkan anggota ISIS memenggal korbannya. Waktu melihat video itu, dia ditemani pacarnya, lelaki asal Irak.
Borch menyerang ibunya, Tina Römer Holtegaard, waktu dia tidur di kamarnya di Kvissel, suatu desa kecil di utara Jutland, Oktober th. lantas.
Dia menusuk ibunya sejumlah 20 kali sesudah menggunakan berjam-jam melihat rekaman pemenggalan David Haines serta Alan Henning di YouTube.
Persidangan pada akhirnya menghukum Borch serta pria Irak bernama Bakhtiar Mohammed Abdulla, 39 th., lantaran berbarengan lakukan pembunuhan itu. Sesudah pembunuhan itu, Borch menelepon polisi untuk melaporkan kejahatan.
Dia menyampaikan pada polisi : " Saya mendengar ibu saya menjerit, serta saya lihat keluar jendela lantas lihat seseorang pria kulit putih melarikan diri. Silahkan datang kesini, ada darah di mana-mana, " kata gadis itu, yang dengan tenang menanti kehadiran polisi, seperti ditulis Telegraph, Selasa, 15 September 2015.
Saat tiba, polisi temukan gadis itu dengan tenang tengah melihat video pada iPhone-nya. Saat mereka ajukan pertanyaan dimana ibunya, ia menunjuk ke atas tanpa ada hentikan yang dikerjakannya.
Persidangan mengungkap bagaimanakah dia sudah diradikalisasi oleh seseorang pria yg tidak dijelaskan namanya, yang sudah mengakhiri jalinan untuk kembali pada Swedia. Gadis itu lalu dilaporkan bersua Abdulla di pusat pengungsian di dekat tempat tinggalnya.
Jens Holtegaard, bapak tiri Borch, menyampaikan bahwa putri tirinya itu terus jadi pendukung kuat ISIS. Holtegaard menyampaikan ia takut gadis itu bakal jadi lebih radikal sepanjang melakukan hukuman 9 th. di penjara.
" Lisa betul-betul tak gawat perihal semua suatu hal yang terkait dengan komune imigran. Dia sukai bicara perihal ISIS serta tingkah laku brutal mereka di Timur Tengah, " tutur Holtegaard. " Saya tak berani memikirkan apa yang dia dapat kembangkan sepanjang di penjara. "
0 komentar:
Posting Komentar