Seperti dimuat Daily Mail, 11 Juli 2013, si kecil Xiao Bao memerlukan kian lebih 100 jahitan sesudah insiden yang berlangsung di Xuzhou, Propinsi Jiangsu China timur.
Bayi malang itu sehari-hari hidup berbarengan ibu serta dua pamannya yang mengais rezeki dari memulung sampah. Hidup mereka serba kekurangan.
Satu hari, salah satu pamannya temukan Xiao Bao berlumuran darah di halaman rumah mereka. Bergegas, ia melarikan keponakannya itu ke rumah sakit.
Awalannya, pemicu luka-lukanya tidak di ketahui, sampai pernyataan meluncur dari bibir sang ibu. Ia mengakui menusuk bayinya lantaran menggigitnya waktu disusui.
Walau mengakui salah menyiksa anaknya, wanita itu selama ini belum diperkarakan.
Sesudah tahu duduk perkaranya, beberapa tetangga memohon pemerintah setempat untuk mengambil serta menjaga Xiao Bao yang malang. Tetapi, keinginan itu ditepis.
Terlebih, menurut versus aparat pemerintah, tidak ada konfirmasi bahwa ibunya menanggung derita masalah mental. Xiao Bao juga masih tetap mempunyai dua pamannya yang menjaganya.
Belum terang apa yang mengakibatkan ibu Xiao Bao tega menusuk anaknya sendiri : apakah lantaran desakan hidup, sindrom baby blues, atau permasalahan kejiwaan.
Untuk sangkaan pemicu ketiga, penyakit mental masih tetap dikira tabu di China. Tidak banyak penderitanya yang memperoleh penyembuhan atau perawatan psikiatris.
Data analisa permasalahan kesehatan mental di empat propinsi China, yang diterbitkan pada th. 2009 dalam jurnal medis Inggris The Lancet, diprediksikan 91 % dari 173 juta warga China yang telah dewasa dipercaya menanggung derita permasalahan mental tak pernah terima pertolongan profesional.
0 komentar:
Posting Komentar